Identifikasi Area Prospek Panas Bumi Menggunakan Integrasi Citra Landsat 8 OLI/TIRS dan DEM : Studi Kasus Batu Bini, Kalimantan Selatan

Authors

  • Rizki Fadhilah Ramadhan Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Universitas Pertamina
  • Rizal Azhari Saputra Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Universitas Pertamina, Jakarta 12220. Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.37525/sp/2021-2/294

Keywords:

panas bumi, non-vulkanik, penginderaan jauh, Batu Bini, Landsat 8 OLI

Abstract

Energi terbarukan adalah pilihan yang tepat untuk menggantikan energi fosil dalam pembangunan berkelanjutan seperti energi panas bumi. Menurut data dari Badan Geologi pada tahun 2019 Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,9 GW. Kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia telah banyak dilakukan, tetapi eksplorasi tersebut tentunya membutuhkan biaya yang besar, dan memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei komprehensif menggunakan aplikasi pengindraan jauh untuk memetakan daerah yang memiliki potensi panas bumi, Metode penginderaan jauh menjadi alternatif dalam mempermudah tantangan eksplorasi yakni dari segi efektivitas waktu, keekonomisan dan aksebilitas terhadap lokasi eksplorasi. Salah satu potensi tersebut terletak di Batu Bini, Kalimantan Selatan yang memiliki sistem panas bumi non-vulkanik, ditandai adanya manifestasi berupa mata air panas, keberadaan manifestasi ini dapat berasosiasi dengan struktur geologi yang membentuk zona permeabel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan area prospek panas bumi dengan menggunakan analisis citra satelit Landsat 8 OLI dan di-integrasikan terhadap data DEM. Pengolahan data citra satelit dilakukan agar dapat menafsirkan pola kelurusan dan unit geomorfologi secara visual. Diperlukan penerapan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk memetakan pola sebaran kerapatan vegetasi dan Land Surface Temperature (LST) untuk mengetahui pola sebaran suhu permukaan, kedua analisis tersebut kemudian di-intergrasikan dengan analisis Fault Fracture Density (FFD). Hasil integrasi tersebut berupa area yang mempunyai prospek panas bumi dengan parameter zona permeabel, manifestastasi panas bumi, kerapatan vegetasi dan suhu permukaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan eksplorasi panas bumi dan menjadi acuan untuk eksplorasi lanjut.

References

Direktorat Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. (2017). Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 2, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.

Ekadinata, A., Dewi, S., Hadi, D., Nugroho, D., & Johana, F. (2008). Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam. Bogor, Yudhistira.

Faridah, S. A. N., & Krisbiantoro, A. (2014). Analisis Distribusi Temperatur Permukaan Tanah Wilayah Potensi Panas Bumi Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh di Gunung Lamongan, Tiris-Probolinggo, Jawa Timur. Berkala Fisika, 17(2), 67-72.

Farras, N., Sukmono, A., & Bashit, N. (2017). Analisis Estimasi Energi Panas Bumi Menggunakan Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kawasan Gunung Telomoyo). Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 371-380.

Hakim, L., Ismail, N., & Faisal, F. (2017). Kajian Awal Penentuan Daerah Prospek Panas Bumi Di Gunung Bur Ni Telong Berdasarkan Analisis Data DEM SRTM dan Citra Landsat 8. Jurnal Rekayasa Elektrika, 13(3), 125-132.

Handayani, N. (2007). Identifikasi Perubahan Kapasitas Panas Kawasan Perkotaan Dengan Menggunakan Citra Landsat TM/ETM+ (Studi Kasus: Kodya Bogor).

Hochstein, M. P., & Browne, P. R. (2000). Surface Manifestations of Geothermal Systems with Volcanic Heat Sources. Encyclopedia of Volcanoes, 835-855.

Kasbani, K. (2009). Tipe Sistem Panas Bumi di Indonesia dan Estimasi Potensi Energinya. Buletin Sumber Daya Geologi, 4(3), 23-30.

Heryanto, R., & Sanyoto. P. (1994). Peta geologi lembar Amuntai, Kalimantan: Geological map of the Amuntai Quadrangle, Kalimantan. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Lillesand, T. M., Kiefer, R. W., & Chipman, J. W. (2004). Concepts And Foundations of Remote Sensing. remote sensing and image interpretation, 1-57.

Lund, J. W. (2008). Development and Utilization of Geothermal Resources. Proceedings of ISES World Congress 2007 Vol. I–V. pp. 87-95. Springer, Berlin, Heidelberg

Maharani, A., Salsanur, V., Hilal, A., & Aprilian, Y. (2021). Preliminary Interpretation for Geothermal Potential Area Using DEM And Landsat OLI 8 in Mount Endut. Bulletin of Scientific Contribution: Geology, 19(1), 35-46

Manyoe, I.N., Irfan, U.R., dan Suriamiharja, D.A. 2015. Distribusi Anomali Magnetik Daerah Panas Bumi Bongongoayu, Gorontalo. Seminar Ilmiah Nasional Penguatan Kemitraan Berbasis Ipteks Inovasi untuk Kemaslahatan BMI. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia.

Mboin, Irene & Yator, Esther (2013). Digital Elevation Models Applications in Menengai Geothermal Field. Geothermal Resources Council Transactions, 37.

Ramadhan, R.F et al. (2021). Effect of The Palu-Koro Fault on The Permeability Distribution of The Geothermal System in Central Sulawesi. PROCEEDINGS, 10th ITB International Geothermal Workshop. Bandung Institute of Technology, Bandung, July 26-27 2021

Sabins, F. F. (1999). Remote sensing for mineral exploration. Ore geology reviews, 14(3-4), 157-183.

Sobrino, J. A., Jiménez-Muñoz, J. C., Sòria, G., Romaguera, M., Guanter, L., Moreno, J., ... & Martínez, P. (2008). Land surface emissivity retrieval from different VNIR and TIR sensors. IEEE transactions on geoscience and remote sensing, 46(2), 316-327.

Sukendar, P.M., Sasmito, B. dan Putra, A.W. (2016). Analisis Sebaran Kawasan Potensial Panas Bumi Gunung Salak Dengan Suhu Permukaan, Indeks Vegetasi dan Geomorfologi. Semarang. Universitas Diponegoro.

Utami, R. B., Sasmito, B., and Bashit, N., 2019. Analisis Rekomendasi Daerah PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, Volume 8(1), pp. 408-417.

Wahyunto, W. (2006). Pendugaan Produktivitas Tanaman Padi Sawah Melalui Analisis Citra Satelit, Informatika Pertanian. Bogor: Departemen Pertanian

Wibowo, H. H. (2010). Application of Fault and Fracture Density (FFD) Method for Geothermal Exploration in Non-Volcanic Geothermal System; a Case Study in Sulawesi-Indonesia. Jurnal Geoaplika, 5(1), 027-037.

Williams, R. S. (1983) “Geological applications”, In. Colwell, R. N. (eds). “Manual of Remote Sensing”, 1667- 1951. Falls Church, VA: American Society of Photogrammetry.

Yanis, M., Ismail, N., Hermansyah, L. V., Nanda, M., & Abdullah, F. (2019). Fault Mapping in Weh Island based on Fault Fracture Density Method (FFD). Journal of Aceh Physics Society, 8(1), 6-10.

Yushantarti, A. (2020). Thermal Fluids Characteristics of Low Temperature Geothermal Systems at Kalimantan Island, Indonesia. PROCEEDINGS, 45th Workshop on Geothermal Reservoir Engineering Stanford University, Stanford, California, February 10-12, 2020

Zhang, G., Dong, J., Xiao, X., Hu, Z., & Sheldon, S. (2012). Effectiveness of ecological restoration projects in Horqin Sandy Land, China based on SPOT-VGT NDVI data. Ecological Engineering, 38(1), 20-29.

Pusat Data Dan Teknologi Informasi ESDM. (2017). Kajian Penyediaan dan Pemanfaatan Migas, Batubara, EBT Dan Listrik. Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta Barat.

Published

2021-09-30

How to Cite

Ramadhan, R. F., & Saputra, R. A. (2021). Identifikasi Area Prospek Panas Bumi Menggunakan Integrasi Citra Landsat 8 OLI/TIRS dan DEM : Studi Kasus Batu Bini, Kalimantan Selatan. Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 11(2), 37–50. https://doi.org/10.37525/sp/2021-2/294